Pages

Friday, October 5, 2018

Rupiah Sentuh 15.100 per USD, Pemilik Dolar AS Tahan Penjualan

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih betah di kisaran 15.100 per dolar AS. Sentimen eksternal mendominasi menekan laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat pagi 5 Oktober 2018, rupiah dibuka melemah tipis 10 poin ke posisi 15.189 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin 15.179.Pada pukul 08.48 WIB, rupiah berada di kisaran 15.182 per dolar AS. Jumat pagi ini, rupiah bergerak di kisaran 15.182-15.193 per dolar AS.Rupiah sudah melemah 12,01 persen sepanjang tahun berjalan 2018.

Melihat data Reuters, rupiah menguat tipis terhadap dolar AS. Rupiah berada di kisaran 15.175 per dolar AS dari penutupan kemarin di posisi 15.178 per dolar AS.

Rupiah merosot terhadap dolar AS dinilai dipengaruhi sentiment eksternal yang mendominasi. Hal itu terutama dari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve. The Federal Reserve menaikkan bunga acuan 25 basis poin menjadi 2,25 persen pada 26 September 2018. Selain itu, dolar AS makin menguat terhadap mata uang negara lain.

Meski demikian, ada sejumlah faktor membuat rupiah makin tertekan pada beberapa hari ini. Ekonom Senior Raden Pardede menuturkan, ada dua faktor membuat rupiah merosot terhadap dolar AS.

Pertama, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China belum ada penyelesaian. Kedua negara dinilai tetap teguh dengan pendiriannya. Ditambah ada sentimen China melakukan maneuver di Laut China Selatan. "Selain perdagangan, politik (AS-China) tidak baik," ujar Raden saat dihubungi Liputan6.com.

Raden mengatakan, akibat perang dagang AS-China dikhawatirkan dapat menekan pertumbuhan ekonomi China. Hal itu juga berdampak terhadap ekonomi Indonesia.

"Dampak ke Indonesia cukup signifikan. Penurunan pertumbuhan ekonomi China dapat menekan ekonomi Indonesia 0,27 persen,” kata Raden.

Kedua, harga minyak dunia makin menguat. Meski harga minyak turun pada Rabu waktu setempat, harga minyak mentah Brent sudah sentuh posisi USD 84,58 per barel dan harga minyak WTI di posisi USD 74,33 per barel. Raden mengatakan, harga minyak dunia menguat menjadi sentimen negatif untuk negara pengimpor minyak termasuk Indonesia.

Akan tetapi, menurut Raden, rupiah tidak melemah sendirian. Dolar AS menguat berdampak terhadap sejumlah mata uang negara lainnya. “Bukan hanya rupiah tetapi juga mata uang negara lain. Kita tidak bisa melawan mata uang dunia yang menguat,” tutur dia.

Oleh karena itu, Raden mengharapkan Bank Indonesia dan pemerintah dapat waspada dan berjaga-jaga untuk menjaga nilai tukar rupiah. Salah satunya, Pemerintah diharapkan dapat menjaga anggaran dengan baik. Sedangkan BI bisa menjaga volatilitas pergerakan rupiah.

"Pemerintah disiplin jaga anggaran dengan tidak mengeluarkan anggaran yang tidak perlu. Jaga kepercayaan investor luar negeri apalagi dalam negeri," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Nilai tukar rupiah melemah, warga antre tukar dolar Amerika Serikat milik mereka di tempat penukaran valuta asing di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2BXvrFW

No comments:

Post a Comment