Sebelumnya, rupiah yang terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar AS dinilai sebagai imbas dari kondisi ekonomi global yang tengah bergejolak.
Pengamat Ekonomi, Chistianto Wibisono mengatakan tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Ya kalau faktor global di luar kekuasaan kita. Faktor global tuh Trump (presiden AS), Xi Jinping (Presiden China) dan macam-macam itu," kata dia saat ditemui dalam sebuah acara diskusi di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 12 September 2018.
Oleh karena itu, dia berharap pemerintah RI bisa memanfaatkan momentum annual meeting IMF-WB di Bali Oktober mendatang akan mendatangkan keuntungan besar bagi Indonesia.
Tidak hanya sebagai penyelenggara, diharapkan posisi Indonesia di kancah dunia bisa menjadi semakin kokoh.
"Yang akan dibicarakan di sidang world bank Oktober di Bali itu arsitektur keuangan global. Nah disitu sebenarnya kita harus berperanan supaya dalam susunan baru itu Indonesia bisa ikut naik kelas sahamnya untuk bisa ikut menentukan arsitektur financial global yang baru," ujarnya.
Dia menegaskan, jangan sampai Indonesia hanya menjadi tuan rumah saja tanpa mendapat keuntungan lebih dari sisi ekonomi terutama skala internasional.
"Ini yang jarang orang ngerti karena dianggapnya wah itu sidang (annual meeting) cuma eo (penyelenggara) saja. Ini bukan urusan eo, ini ada masalah yang memang akan dibicarakan disitu, bagaimana merombak arsitektur keuangan global." tutur dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
No comments:
Post a Comment