Sementara, Debby (25) yang tinggal di Maastrich juga kesal. "Bagaimana enggak mau marah, saya ini menempuh perjalanan jauh selama 3,5 jam perjalanan dengan kendaraan umum untuk bisa ikut pemilu. Tapi sampai di sini, saya betul-betul marah dan kecewa," ucap dia.
Menururtnya, selain tak profesional, petugas TPS juga lamban dan peralatan yang disediakan minim sekali. Satu TPS yang melayani ratusan warga hanya menggunakan 1 komputer dan alat pindai yang sesekali macet.
"Lah terang saja antreannya jadi panjang. Enggak masuk akal cara kerja mereka ini," lanjut Debby sambil menyeruput kopi hangat.
"Saya kalau enggak inget bahwa satu suara saya ini bisa memenangkan presiden pilihan yang saya cintai, saya bakalan pulang saja. Untuk apa saya disiksa kayak gini. Sudah tahu suhu udara begitu dingin, bukannya dipasang pemanas di luar. Enggak manusiawi," ungkap Ricky yang mengaku sudah 16 tahun tinggal di Belanda.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2V30wSg
No comments:
Post a Comment