Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian besar pengguna mobil, transmisi otomatis lebih menarik dibanding manual. Alasannya sederhana, transmisi otomatis lebih praktis dan mudah digunakan sehari-hari.
Namun, bagi mereka para ‘purist’, transmisi manual adalah sebuah keharusan agar berkendara lebih menyenangkan. Jenis girboks ini pernah menjadi opsi basic di mobil apapun. Kini pabrikan lebih senang dengan teknologi otomatis mutakhir. Beberapa malah melengserkan keberadaan stick shift sebagai komponen standar. Ini tak dapat dipungkiri akibat permintaan transmisi manual semakin menurun, hanya saja mungkin belum saatnya untuk punah.
Kita berbicara di kelas sport dan premium. Menyoal girboks canggih DCT atau PDK, tergantung siapa yang menyebut, banyak dimanfaatkan bermacam merek premium. Secara sederhana digambarkan sebagai dua set roda gigi, ganjil dan genap, terhubung ke dua kopling berbeda dalam satu bonggol girboks.
Begini kira-kira cara kerjanya. Ketika berpindah, misal dari gigi 2, kopling lain telah menyiapkan gigi 3 untuk diluncurkan. Begitu kopling gigi 2 dilepas, secara bersamaan gigi 3 masuk berkat teknologi dual-clutch. Kehebatan ini dipimpin oleh otak komputer, hasilkan transisi perpindahan supercepat nan halus dalam sekejap mata jika dibandingkan dengan transmisi manual.
Transmisi Otomatis Semakin Canggih
Implikasi dari DCT ialah kecepatan akselerasi. Tidak seperti transmisi manual yang mengandalkan reaksi kaki dan tangan pengemudi. Tentu lebih disukai pabrikan otomotif, khususnya mereka para petarung performa. Ferrari dan Lamborghini sudah menendang jauh girboks ini dari lini produk mereka. Namun beberapa merek masih memperhatikan keinginan para enthusiast, contoh Porsche dan BMW.
Dua merek legendaris ini masih menawarkan pilihan transmisi manual. Tapi opsi hanya tersedia di tingkatan tertentu. Melansir dari Motor1, Porsche mengumumkan 911 model 2020 di pasar AS bakal kedapatan varian stick-shift tujuh percepatan. Tidak semua memang, hanya Carrera S dan Carrera 4S. Mengarahkan konsumen membeli model ‘S’ 443 hp yang lebih mahal dari Carrera atau Carrera 4.
Opsi ini dikabarkan tidak dibanderol berbeda dari varian PDK. Selain itu, ditambahkan pula Sport Chrono Package tanpa biaya tambahan. Sport Chrono menawarkan dudukan mesin dinamis, mode sport pada sistem Porsche Stability Management, rev-matching, serta kenop pilihan mode di setir. Ia juga dilengkapi peranti Limited-Slip Differential (LSD) mekanis dan Porsche Torque Vectoring. Tidak seperti LSD elektronik pada varian PDK. Seolah ditujukan bagi para penggemar sejati bukan? Melibatkan unsur kontrol manusia dan mekanikal.
Soal BMW, belum lama dikonfirmasi mengenai bocoran foto M3 dan seri-4 teranyar. Bos BMW M, Markus Flasch, sedikit membuka harapan terkait varian manual di versi kencang Seri-3. “Kami belum bisa memberikan pernyataan resmi, tapi dapat saya katakan kemungkinan besar ditawarkan opsi penggerak belakang dan penggerak empat roda serta transmisi manual dan otomatis di kedua model,” tutur Flasch kepada Motoring.
BMW M3
Jika nanti diberikan pernyataan resmi, artinya hanya M3 kebagian transmisi manual. Seluruh 3-Series saat ini tidak ditawarkan opsi bertongkat. Bahkan M340i sekalipun. Mungkin langkah tepat karena M3 merupakan nama historis dan selalu dikenang.
Nah, mulai terlihat kini status transmisi manual lumayan spesial di kelas mobil sport. Tujuannya demi menghibur para enthusiast. Padahal, bila berkaca dari spek, akselerasi DCT/PDK bisa lebih cepat. Contohnya saja Porsche Carrera S manual. Dikabarkan Motor1 kemampuan akselerasi 0-100 kpj sekitar empat detik, sementara versi PDK mencatatkan 3.3 detik. Kekurangannya hanya terletak di otoritas pengemudi terkait kontrol tenaga.
Sumber: Oto.com
No comments:
Post a Comment