Pembeda lainnya terletak pada perangkat penghenti laju. Kedua buah roda D-Tracker sudah dipasangkan cakram dengan ukuran yang lebih besar dari KLX. Bagian depan D-Tracker adalah single semi-floating petal disc 300mm dan di belakang single petal disc 220mm. Dimensi besar ini menandakan D-Tracker membutuhkan performa pengereman yang sanggup menghadapi kecepatan tinggi. Beda dengan KLX yang memakai ukuran lebih kecil, 240mm single petal disc di depan dan 190mm single petal disc di belakang.
Untuk suspensi, D-Tracker dan KLX varian tertinggi menggunakan komponen yang sama, telescopic upside down (USD) 35mm. Secara fungsi, USD punya kemampuan yang lebih baik dari telescopic standar. Di belakang terdapat Uni-Trak yang dapat diatur preload sebanyak 5 tingkatan. Gunanya memberikan kebebasan pengendara untuk mengatur kenyamanan peredaman sesuai kondisi jalan.
Frame dan mesin pada keduanya sama. Konfigurasi jantung mekanisnya 1-silinder berkubikasi 144cc dengan keluaran tenaga 11,8 Tk di 8.000 rpm dan momen puntir 11,3 Nm pada 6.500 rpm. Yang membedakan setingan final gear rasionya. D-Tracker diseting agar dapat beradaptasi dengan gaya berkendara di jalur on-road, seperti perkotaan.
Napas supermoto Kawasaki ini lebih panjang dari KLX, yang berpengaruh pada konsumsi bahan bakar. Dampaknya, ia lebih nyaman dipakai sebagai transportasi sehari-hari. Keseluruhan tenaga disalurkan ke roda belakang melalui system transmisi manual 5-percepatan.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2UkdbMu
No comments:
Post a Comment