Usai lagu selamat datang dan salam serta penghormatan kepada tamu dan tuan rumah, para penari yang disebut rodat berbaris dua berbanjar, para penari bergerak serempak mengikuti tempo lagu. Gerakan juga mirip dengan kobra siswa.
Kaki menghentak, tangan mengayun. Variasi lebih banyak dilakukan pada gesture tubuh. Mulai dari membungkuk, miring, hingga bersilangan dengan penari lain yang ada di hadapannya.
Saat ini seni baduwi belum berkembang semasif seni jatilan, kobra siswa, kobra dangdut (brodut), atau ndayakan (topeng ireng). Hanya ada beberapa kelompok saja yang setia mengembangkan varian kobra siswa sebagai induk pertunjukan.
"Prinsip utama dalam syiar agama adalah syiar nilai. Nah bungkusnya bisa apa saja, bisa seni, pertunjukan, ceramah, hingga perilaku. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Seperti Wali Songo dahulu," kata ustaz Eri.
Itulah sebabnya Pondok Pesantren Al Iman ini oleh banyak kalangan dikenal sebagai pondok seni budaya karena juga mengajarkan Teater, Musik, Jatilan, dan lain-lain.
"Ada juga topeng ireng, Jatilan Soreng atau Sorengan yang kita tampilkan. Sebenarnya budaya nusantara dari Sabang sampai Merauke. Dan kami memilih penyajian utuh karena santri kami juga banyak dari kawasan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua," kata Ustaz Eri.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2uc5220
No comments:
Post a Comment