Liputan6.com, Jakarta - Kepala Subkomite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo mengatakan bahwa pilot Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 sempat mengalami kepanikan sebelum jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Oktober 2018 lalu.
"Saya bilang di situ ada kepanikan. Kemungkinan mereka melihat bahwa kondisi pesawat sudah tidak bisa di-recover," kata dia, saat ditemui, di Kantor KNKT, Jakarta (21/3).
"Kira-kira 20 detik terakhir (sebelum pesawat jatuh)," ujar dia.
Meskipun demikian, dia mengaku tidak bisa memberikan informasi lebih detail terkait suasana maupun percakapan dalam kopkit pesawat nahas tersebut.
"Karena begitu berisiknya. Saya tidak ikut tim yang milah-milah, ini suara siapa, suara siapa sehingga saya tidak tahu persis siapa saja yang teriak di situ," ujar dia.
Terkait adanya kabar yang beredar bahwa kedua pilot Lion Air JT-610 mengecek buku panduan, Nurcahyo mengatakan bahwa hal tersebut adalah hal yang wajar.
"Saya belum bisa melihat atau mendengar secara pasti, tetapi, dalam kondisi seperti itu seharusnya pilot baca buku. Kalau ditulis pilot harus mencari, itu wajar. Mereka harus baca buku," ungkapnya.
"Pilot juga sudah diajari kalau dalam kondisi seperti itu, siapa yang harus baca buku siapa yang harus terbang itu ada prosedurnya," imbuhnya.
Dia menjelaskan beberapa masalah yang terjadi dalam penerbangan, misalnya perbedaan penunjukan kecepatan dan perbedaan penunjukan ketinggian. Untuk mengatasi masalah tersebut, kata dia, pilot Lion Air JT-610 harus melihat buku panduan.
"Itu prosedurnya ada kalau ada perbedaan ketinggian maka apa yang harus dilakukan oleh pilot. Itu ada di buku. Mereka harus lakukan prosedur itu. Kalau ada perbedaan kecepatan, apa yang harus dilakukan. Itu ada dibuku. Harusnya mereka membuka, kalau nggak buka malah bahaya," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2UMerJl
No comments:
Post a Comment