Anton menilai, ekonomi global dan domestik akan sedikit lebih baik pada 2019 ketimbang 2018. Ini lantaran risiko sudah banyak terjadi pada 2018. Ia mencontohkan salah satunya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat capai 13 persen.
Namun, pelemahan nilai tukar rupiah relatif membaik jelang akhir 2018. Berdasarkan data Bloomberg, depresiasi rupiah 7,69 persen. Rupiah ditutup menguat 0,07 persen ke posisi 14.597 per dolar AS pada perdagangan Rabu pekan ini.
“Kelihatannya, tahun depan tidak begitu besar, meski tekanan masih ada dari global," ujar dia.
Hal itulah, membuat Anton optimistis tekanan terhadap nilai tukar rupiah tidak akan terlalu besar pada 2019.
"Hal ini membuat kami yakin depresiasi rupiah lebih kecil. Tapi masih ada potensi lebih kuat kalau benar ada slow down ekonomi sehingga The Fed tidak naik tiga kali dan harga minyak mentah mulai meningkat lagi," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
No comments:
Post a Comment