Pages

Friday, November 9, 2018

Kilas Balik Piala AFF: Eli Cohen dan Dugaan Suap yang Menguap

"Kita balas di Indonesia," begitu suporter Indonesia mencoba menghibur diri. Namun pelatih Alfred Riedl saja sadar bahwa bukan hal mudah merebut gelar juara usai kekalahan itu. Sebab untuk mengangkat trofi, Timnas Merah Putih harus bias menang dengan skor 4-0. 

"Tentu saja sangat sulit untuk menang 4-0, tapi saya pikir untuk menang 3-0 di babak normal masih mungkin," ujar Riedl dalam jumpa pers usai pertandingan, Minggu 26 Desember 2010. "Tentu saja kami akan berusaha untuk tampil lebih agresif dan lebih berani mengambil resiko di babak kedua. Peluang saya pikir antara 5-10 persen," lanjut Riedl.

Benar saja, tiga hari kemudian, Timnas Indonesia memang berhasil menang di SUGBK. Namun Tim Merah Putih hanya mampu unggul 2-1 atas Malaysia dan harus puas menjadi runner up. Sebaliknya, Timnas Malaysia berpesta di Stadion Utama Gelora Bung Karno. 

Masyarkat kembali tertunduk lesu. Paceklik gelar ternyata masih berlanjut. Selanjutnya adalah, desakan untuk merombak kepengurusan PSSI semakin lantang berhembus. "Turunkan Nurdin Halid," jadi teriakan yang awam terdengar usai final leg kedua.

Nurdin bergeming dan tetap menyerahkan mekanisme itu kepada kongres PSSI 

Situasi bertambah panas setelah sebuah surat kaleng dikirimkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada hari Minggu, 30 Januari 2011. Pengirimnya memakai nama Eli Cohen, mirip nama mata-mata Israel era 1990-an. Dalam email itu, Cohen mengaku bekerja sebagai pegawai pajak dan telah mendapat informasi rahasia dari seorang wajib pajak. 

"Disampaikan bahwa kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai," tulis Cohen kepada SBY.

Dia kemudian menyebut dua inisial pengurus PSSI yang telah berhubungan dengan Bandar Judi Malaysia untuk mengatur hasil pertandingan tersebut. Cohen juga menyebutkan kalau oknum pengurus itu sempat masuk ke kamar ganti pemain untuk memberi instruksi. 

Masih menurut Cohen, kekalahan ini memberi keuntungan besar kepada kedua oknum tersebut dan uangnya akan digunakan memenangkan pemilihan pada Kongres PSSI.

Tidak lupa Cohen menyebut kalau insiden laser yang ditembakkan ke wajah kiper Indonesia Markus Horison juga bagian dari rencana. Itu untuk membuyarkan konsentrasi timnas. 

PSSI membantah keras tudingan tersebut. Bahkan PSSI menempuh jalur hukum untuk mengusut penyebar surat kaleng itu.  Sekjen PSSI kala itu, Nugraha Besoes menyebut bahwa tudingan tersebut sangat kejam dan telah menginjak harga diri bangsa. Nugraha bahkan enggan berkomentar lebih jauh sebelum sosok Eli Cohen itu dipastikan nyata. 

Nama Eli Cohen sebenarnya dikenal sebagai mata-mata Israel. Dia lahir di Mesir dan sempat bermukim di Argentina. Tugas terakhirnya adalah menyusup dan menggali informasi di Suriah. Dia sempat menetap di ibu kota Suriah, pada tahun 1962 dan sangat dekat dengan Presiden saat itu, Amin Hafiz. Dia ditangkap pada Januari 1965 dan dihukum mati 18 Mei 1965. Selama enam jam, mayatnya dibiarkan tergantung di alun-alun kota Damascus. 

Tidak hanya PSSI, para pemain Timnas Indonesia juga ikut tertampar email Eli Cohen. Bahkan, Bambang Pamungkas melalui situs pribadinya dengan keras membantahnya.

Lewat tulisan berjudul "Sangat Memalukan", Bepe menyampaikan kronologis perjalanan Timnas Indonesia selama di Malaysia. Dalam tulisan itu, Bepe mengatakan tidak ada pengurus PSSI yang masuk ke ruang ganti pemain di jeda dan akhir pertandingan. 

Bahkan menurutnya, Alfred Riedl kecewa karena tidak ada satupun pengurus PSSI yang datang usai kekalahan lawan Malaysia. Sebab menurut pelatih asal Austria tersebut, pengurus seharusnya tidak mengunjungi pemain di ruang ganti saat menang saja. 

Polisi juga bergerak mencari siapa Eli Cohen. Namun jejaknya tidak pernah ditemukan. Cohen seakan hilang ditelan bumi, begitu juga dengan isu suap yang menguap hilang. 

Nurdin Halid akhirnya lengeser. Namun pergantian tampuk pimpinan di tubuh PSSI sejak 2011 hingga saat ini belum juga berhasil melepas dahaga atas prestasi timnas senior.

Akankah musim paceklik prestasi ini bisa berakhir di Piala AFF 2018? 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

Berita video Cover Story menjelang Piala AFF 2018 dengan pertanyaan besar "Timnas Indonesia kapan juara?". Apakah pertanyaan ini bisa terjawab pada Piala AFF edisi 2018?

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Po2vio

No comments:

Post a Comment