Liputan6.com, Jakarta - Ratna Sarumpaet telah mengakui kebohongannya tidak menjadi korban pengeroyokan di Bandung, Jawa Barat. Ratna Sarumpaet mengaku jika lebam di wajahnya merupakan bekas operasi sedot lemak.
Namun, Ratna yang juga merupakan juru kampanye nasional (Jurkamnas) Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sempat menghebohkan publik. Meski akhirnya ia mengundurkan diri.
Pengamat Politik yang juga Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara menilai, tak menutup kemungkinan jika kampanye Pilpres 2019 ini akan diwarnai berita bohong atau hoaks, tidak hanya dari Ratna Sarumpaet saja.
"Kampanye hitam pasti punya potensi muncul, bentuk kampanye layaknya drama hoaks RS (Ratna Sarumpaet) sangat mungkin muncul lagi dalam berbagai variannya dari kubu manapun juga," ujar Igor kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (4/10/2018).
Igor menyebut, sindrom Ratna Sarumpaet akan selalu menghantui dalam setiap perhelatan politik. Dia menegaskan, ini merupakan tantangan dalam demokrasi selain politik yang harus diperangi.
"Kita harus tetap berkomitmen terhadap politik jujur, adil, anti-hoax, dan damai," ucapnya.
Meski begitu, dirinya mengapresiasi kecepatan Prabowo dan Sandi yang langsung meminta maaf kepada masyarakat atas adanya drama kebohongan ini.
"Kecepatan Prabowo-Sandi dengan cepat meminta maaf kepada publik atas 'grasa-grusu' yang dilakukannya sudah tepat. Pemecatan RS dari Tim kampanye adalah keharusan," jelas Igor.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
No comments:
Post a Comment