Menghadapi revolusi industri 4.0, pemerintah terus mengupayakan berbagai upaya untuk mempersiapkan masyarakat, khususnya bonus demografi, agar memiliki kemampuan untuk bersaing.
Hanif mengungkapkan, revolusi yang menggabungkan mesin, manusia, dan big data ini banyak mengubah industri, karakter pekerjaan, serta tuntutan skills. Namun, Hanif juga mengingatkan perubahan ini harus dihadapi dengan sikap optimistis.
"Tapi kita kemudian harus responsif, selalu mengikuti perkembangan jaman dan beradaptasi dengan perkembangan itu,” terusnya.
Ia menekankan dalam pesatnya pertumbuhan digital ini, kemampuan soft skill seperti karakter kerja, kreativitas, dan inovasi menjadi begitu penting.
"Kalau para pendahulu bangsa ini mengatakan merdeka atau mati, anak muda sekarang mungkin harus bilang inovasi atau mati,” ungkapnya.
Menanggapi prediksi McKinsey yang menyatakan Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 pada 2030, Hanif menyatakan, pemerintah telah melakukan masifikasi agar hal ini dapat terwujud.
Menurut Hanif, problem dari sumber daya manusia saat ini adalah kuantitas dari SDM berkualitas dan persebarannya.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya agar akses pelatihan dan pendidikan berkualitas terus ditingkatkan. Dalam hal ini, pemerintah juga turut menggandeng pihak-pihak lain seperti industri swasta, masyarakat sipil, dan kreator-kreator muda. (Felicia Margaretha)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
No comments:
Post a Comment