Liputan6.com, Jakarta - Kesadaran desainer untuk memberdayakan kain Indonesia mulai meningkat. Terbukti dengan banyaknya para perancang yang membahas mengenai kain tradisional di acara bergengsi seperti Jakarta Fashion Week 2020, atau acara lainnya.
Tina Andrean, perancang dan pendiri Heritage Culture juga tak ketinggalan menampilkan koleksi terbarunya, menggunakan kain tradisional. Heritage Culture merupakan sebuah lini busana yang kini berfokus pada batik tulis.
"Saya ingin mengangkat supaya semakin banyak orang yang mencintai wastra Indonesia. Tugas dari para desainer adalah membuat kain ini semakin semarak dan membahana di Indonesia," ujar Tina Andrean dalam fashion show ‘Indahnya Wasta Indonesia’ yang dilaksanakan pada Selasa, 29 Oktober 2019 di kawasan Jakarta Pusat.
Kali ini, Tina fokus pada model pakaian yang diharapkan bisa lebih kekinian dan dikenakan oleh banyak anak muda. Dia mengeluarkan enam seri, yakni Casual Charming (daily wear), Modern Cocktail, Chic Cheongsam, Sophisticated Silk Jacket, Colours Silk Jacket dan Formal Long Jacket.
"Bagaimana batik selalu tampil trendy, bagaimana batik jadi icon fashion. Itu jadi mimpi saya sih," tambah Tina lagi.
Keenam seri pakaian tersebut dibuat dari batik tulis berbagai daerah, seperti Palembang, Betawi, Pekalongan, Solo dan Yogyakarta. Pemilihan dan pemotongan ini juga dilakukan dengan hati-hati dan menyesuaikan pakem dari tiap kain.
Contohnya, pada batik Solo dan Yogyakarta, dibuatkan pakaian formal seperti mantel panjang dan jaket sutera, sehingga bisa terlihat elegan. Terlebih, warna-warna dari batik itu cenderung gelap sehingga mendukung untuk membuat kesan tersebut.
"(Kain) sutera-suteranya itu, yang satin jacket, yang mengkilap itu dari Solo. Lalu yang sequence terakhir, itu bahan Jogja. Karena kan mateng ya," tutur Tina kepada Liputan6.com.
Sedangkan untuk batik Palembang atau Betawi, dikarenakan warna dan motifnya lebih cerah dan banyak mengusung flora atau fauna, Tina merancang baju tersebut menjadi daily wear dan cocktail
"Hal ini manis sekali, bisa dieksplor untuk pemula-pemula yang mau pakai batik, tidak mau terlalu serius, tetapi tetap pengen pakai kebaya yang keren gitu," paparnya lebih lanjut.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Mudah dan Nyaman Dipakai
Salah satu alasan utama Tina merancang jenis-jenis tersebut adalah ingin memudahkan para penggunanya agar bisa memadumadankan batik dengan pakaian lain. Dia mencontohkan, pada koleksi jaket sutera, dapat digunakan dengan kain batik atau celana panjang biasa.
"Ini adalah option yang bisa dieksplor luar biasa. Saya positif sekali, dengan model gini anak muda akan tambah senang. Karena kita kan harus keluarkan yang jangan konvensional terus," tukasnya.
Dia juga ingin mematahkan anggapan kalau kain tradisional itu kuno, seperti menggunakan batik dengan kebaya yang ketat sehingga menyulitkan pergerakan. Karenanya, desain yang dibuat juga memperhatikan unsur kenyamanan pemakai.
Menurutnya, batik yang dipersiapkan selama tiga bulan ini cocok untuk anak muda karena klasik dan chic ini seolah menjadi makanan pembuka untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap batik. “Seperti appetizer, pemanis sebelum kamu masuk ke yang benar-benar serius, you do this first. Cobain dulu seneng gak, nanti baru mulai yang serius, lama-lama cinta kan,” tambah Tina.
Kisaran koleksi Tina Andrean kali ini berada di rentang Rp8,9 juta hingga Rp19 juta. Hingga kini, pembelian baju dapat dilakukan secara offline dengan mendatangi gerai tokonya langsung.
Ke depannya, Tina berharap bisa mengembangkan secara online dan memperluas rancangan kain lainnya, tidak hanya batik tapi seluruh kain tradisional lainnya seperti ulos, tenun atau songket. (Novi Thedora)
No comments:
Post a Comment