Liputan6.com, Jakarta - Pemilik Lion Air Rusdi Kirana tengah menggodok rencana untuk menghentikan kontrak kerjasama pembelian pesawat dengan Boeing Co. Saat ini, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia tersebut berus berkomunikasi dengan pengacara untuk membahas rencana tersebut.
"Berdasarkan hukum, saya tidak tahu (apakah bisa membatalkan), karena saya bukan pengacara. Tetapi saya pasti akan berkonsultasi dengan pengacara untuk mengetahui apakah langkah ini melawan hukum," ungkapnya pada Bloomberg, seperti ditulis Rabu (12/12/2018).
Rencana pembatalan tersebut pasca-insiden jatuhnya pesawat Boeing 737-MAX 8 milik Lion Air pada 29 Oktober 2018. Untuk diketahui, saat ini Lion Air tengah menunggu datangnya 190 pesawat Boeing yang telah dipesan dengan nilai perjanjian mencapai USD 22 miliar atau kurang lebih RP 321 triliun (estimasi kurs Rp 14.595).
Rusdi melanjutkan, langkah ini diambil setelah mempertimbangkan aspek moral dan etika. Lion Air merupakan salah satu konsumen terbesar Boeing. Perihal relasi antara dua perusahaan, Rusdi menyebut bola berada di Boeing.
"Saya tidak tahu apa yang akan mereka lalukan untuk memperbaiki atau meningkatkan relasi ini. Tetapi itu pilihan mereka," ujar Rusdi.
Ia pun tidak pusing bila Lion Air dipandang remeh Boeing. "Bila kamu bertanya pada saya bagaimana meningkatkan relasi ini, mungkin seharusnya kamu bertanya pada mereka," ujar Rusdi
Boeing mendapat kritikan luas dari kalangan pilot di insiden jatuhnya JT-610. Perusahaan asal Chicago itu dituduh lalai dalam memberi pelatihan komprehensif kepada pilot terkait seri 737-MAX terbaru.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2BelCkX
No comments:
Post a Comment