Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, saham BCA cenderung menarik di antara saham bank lainnya yang masuk BUKU IV atau bank umum berdasarkan kegiatan usaha (BUKU). Hal ini membuat investor aktif beli saham BBCA.
"BBCA memiliki PBV (price book value) 4,31 kali. BBNI 1,32 kali, BBRI 2,29 kali, dan BMRI 1,79 kali," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Selain itu, menurut Nafan, PT Bank Central Asia Tbk juga mencatatkan kapitalisasi pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kapitalisasi pasar saham BCA tercatat Rp 600 triliun pada perdagangan Kamis 23 Agustus 2018.
Sementara itu, Analis PT Panin Sekuritas, Frederik Rasali menuturkan, kondisi suku bunga yang terus meningkat, pihaknya melihat bank yang memiliki likuiditas cukup tinggi adalah bank dapat mengambil keuntngan dari kenaikan suku bunga itu.
Hal ini karena pada saat ekonomi mulai kembali meningkat dan korporasi membutuhkan kredit, bank dapat menyesuaikan bunga pinjaman lebih tinggi ketimbang bank lainnya yang sudah memberikan kredit di periode sebelumnya.
"Selain itu, BBCA sudah melakukan antisipasi dari peningkatan suku bunga dengan meningkatkan bunga deposito lebih cepat dari bank lainnya. Hal ini otomatis memberikan likuiditas lebih tinggi lagi dibandingkan beberapa bank lainnya," kata dia.
Ia menambahkan, PT Bank Central Asia Tbk juga dikabarkan akan melakukan akuisisi dua bank kecil yang akan difokuskan untuk mengembangkan digital bank dan fintech.
"Kabarnya akan diumumkan pada September sehingga ada kemungkinan investor melakukan antisipasi dari pengumuman tersebut,” ujar lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com.
Untuk rekomendasi saham, Nafan merekomendasikan maintain buy saham BCA. Ia menargetkan jangka pendek saham BCA ke posisi 25.700.
"Kalau masuk sekarang sudah terlambat karena harga sudah tinggi. Bagi yang sudah bisa dimaintain," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
No comments:
Post a Comment